Taat Dengan Hal-hal Dasar

images (4)Syaloom teman seperjuangan, teman sejawat dan seiman dalam Kristus. Perkenalkan saya dr. Prasarita Esti Pudyaningrum, biasa dipanggil Tita. Saya angkatan 2009 FK Undip Semarang, sekarang bekerja sebagai dokter fungsional di pemerintah Kota Semarang. Saya mau sedikit sharing tentang pentingnya disiplin atau taat di hal hal dasar. Beberapa waktu yang lalu, saya bertugas Pos Kesehatan Wilayah Kejaksaan Negeri Kota Semarang. Saya kaget ada 5000 orang yang akan disidang karena ditilang. Sebab tilangnya ternyata sederhana saja, seperti tidak memakai helm, tali pengaman helm tidak dikaitkan, tidak memakai sabuk pengaman, terobos lampu merah dan angkat telp saat mengendara. Hal hal sederhana ini ternyata terekam kamera cctv dan dicatat polisi. Hari itu 5000 orang yang menyepelekan hal dasar harus membayar 80.000 dan disidang bergantian. Hal sederhana yang dilanggar tapi membuat repot seharian. Hari itu saya tertegur, saya harus lebih perhatian dengan hal hal dasar.

Apalagi hari hari ini, perjuangan kita melawan virus corona atau covid 19. Pemerintah dan tenaga kesehatan mendengungkan pentingnya cuci tangan teratur, etika batuk yang benar, dan meningkatkan imunitas, bukankah ini hal dasar di dunia kesehatan? Sepertinya Tuhan memberi pelajaran, manusia terlalu ingin hal ‘advanced’ tapi kita melupakan hal dasar yaitu Dia sendiri. Untuk segala sesuatu, Dia adalah awalnya, tapi kita yang sudah menikmati semuanya, justru melupakan Sang Pemberi. Terlalu kuat berdiri di kaki sendiri, merasa mampu meraih mimpi sendiri. Dan sekarang hanya dengan sebuha virus, yang bahkan dengan mata telanjang kita tidak bisa melihatnya, kita ditumbangkan! Betapa lemahnya manusia tanpa Tuhan.

Hal ini membuat saya kembali melihat hidup saya. Betapa saya sangat membutuhkan Tuhan tapi juga sering menyepelekan hal hal dasar. Dalam hidup spiritual kita sebagai murid Kristus, saat teduh, doa baca alkitab, dan KTB itu adalah hal dasar dan harus dikerjakan. Sebenarnya ketika kita tidak melakukan hal hal dasar ini, kita sedang mengatakan kita tidak membutuhkan Allah. Dosa kesombongan ini akhirnya membuat jarak antara kita dengan Tuhan.

Kesaksian saya akan kedisplinan menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan mungkin tidak sebanyak senior senior lainnya. Tapi satu hal yang mau saya bagikan, semakin saya melibatkan Tuhan, saya tiap hari merasa langkah saya dipimpin Tuhan. Ada satu peristiwa saat koas yang tidak mungkin saya lupakan. Saat teduh saya memimpin saya bahwa saya akan ujian dengan penguji tersulit, tapi saya berhasil melaluinya. Saat teduh waktu itu tentang peristiwa terbelahnya laut Teberau melalui Musa. Dan benar, saya dapat penguji yang sebelumnya saya ada 7 koas tidak lulus. Temen temen pasti tahu perasaan saya. Tapi teringat saat teduh itu, saya menguatkan hati dan berusaha berpikir jernih, karena sebenarnya sulit untuk berpikir, apalagi kasusnya bukan kompetensi dokter umum. Tapi hari itu saya membuktikan Firman Tuhan, saya menjadi salah satu koas yang lulus. Memang hanya dapat nilai B, tapi nilai itu terasa seperti nilai A karena itu didapat karena pertolongan Tuhan.

Pengalaman Allah menuntun saya tidak hanya berhenti di situ, sampai memilih wahana internship, memilih pekerjaan, memilih pelayanan dan sampai memilih pasangan hidup, saya membuktikan Allah peduli, Allah membimbing dengan jelas. Ada kalanya Dia terasa jauh, tapi itu karena ada dosa yang belum saya akui di hadapan Tuhan.

Jadi teman teman seperjuangan, mari kita kuatkan hal hal dasar yang sekarang Allah percayakan. Nanti jika kita dianggap berhasil bertanggung jawab, akan ada hal hal besar yang sudah Tuhan siapkan untuk kita kerjakan! Soli Deo Gloria. Tuhan memberkati!1584681518907

Tinggalkan komentar