Integritas Seorang Pelayan

Lukas 19:11-27

Dalam salah satu bukunya “The Case of Christianity, C.S. Lewis mengatakan bahwa  manusia adalah makhluk yang percaya pada otoritas. Mengapa demikian? Sembilan puluh persen yang manusia percayai adalah apa yang dikatakan orang lain, seperti: sahabat, kerabat, keluarga, media, para ilmuwan, dan lain-lain. Kita percaya begitu saja tanpa mengujinya sendiri. Kita yakin bahwa orang yang mengatakannya adalah orang yang memiliki integritas dan dapat dipercaya. Demikian halnya Allah tidak pernah ingkar terhadap janji kehidupan kekal dan keadilanNya.

Dalam nas ini, Kristus mengumpamakan diriNya dengan si bangsawan yang adalah calon raja, yang sedang merantau di negeri orang (11-12). Untuk mendapatkan hakNya, Kristus harus memikul seluruh dosa manusia di Golgota. Hanya lewat cara ini, Kristus dapat memperoleh takhta surgawi.

Selama di dunia ini, Kristus mempersiapkan dua belas murid beserta para pengikutNya yang setia. Ia membekali dan mendidik mereka dengan ajaran Allah Bapa, melatih bersaksi tentang Injil Kerajaan Allah, serta menempa agar menjadi saksi dan teladan Kristus di mana-mana. Ia membentuk mereka menjadi manusia baru yang terus disempurnakan (13). Setelah mereka dibekali, Kristus mempercayakan kelanjutan misi BapaNya ke tangan mereka. Ia berjanji akan dating menghakimi orang yang lalai menjalankan tugasnya. Selain itu, ia berjanji akan memberikan penghargaan bagi mereka yang setia dan bertanggungjawab dalam perkara kecil (15-27).

Marilah kita menjadi hamba Kristus yang setia dan dapat dipercaya dalam melayani kehendakNya. Besar kecilnya porsi pelayanan bukanlah hal yang penting. Bukankah anugerah yang kita terima setiap hari, seperti kesehatan, kekayaan, kepintaran, dan lainnya, seharusnya digunakan untuk melayani sesama yang membutuhkan. Setiap jerih lelah ada upahnya. Setiap perilaku kemalasan ada ganjarannya.

Semoga memberkati.

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
2 Timotius 3:16