Syalom rekan-rekan Alumni dan adik-adik PMKK. Pada bulan ini Pengurus PMKK Alumni mendapat kesempatan ngobrol dengan salah satu alumni angkatan 1999 yang saat ini bekerja di RS Columbia Asia sebagai Chief Medical Officer yaitu dr. Mahabara Yang Putra atau akrab disapa Kak Abba.
Berikut kita simak bincang-bincang pengurus dengan Kak Abba :
“Halo kakak mau bertanya nih menurut kakak sendiri PMKK itu apa?”
Ah iya kalau saya di tanya PMKK itu apa ya itu adalah sebuah keluarga yang saya punya. Ngga cuma sekedar wadah persekutuan tetapi itu adalah sebuah keluarga di dalam Tuhan. Mengapa? Karena di PMKK saya percaya dan bertemu dengan Tuhan. Karena di situ saya merasa bertumbuh di dalam iman percaya kepadaNya. Karena di PMKK saya menemukan saudara-saudara yang sama-sama saling menguatkan. Mungkin kita memang diciptakan berbeda latar belakang, berbeda karakter, berbeda sifat, berbeda kebiasaan tetapi jika kita sedang berada di PMKK kita menjadi saudara dan menjadi sahabat di dalam Tuhan. Sejujurnya saya sangat bersyukur ketika saya diijinkan Tuhan untuk menjadi bagian di dalam keluarga ini karena saya pikir saya tidak akan menemukannya di tempat lain. Nah jadi kalau kita sekarang sedang atau sudah diijinkan Tuhan untuk menjadi bagian dalam keluarga PMKK, bersyukurlah, nikmatilah, hargailah itu, karena ketika suatu saat kita pasti akan merindukan masa-masa bisa bersekutu di PMKK bersama saudara-saudara kita yang lain. Walaupun sekarang saya bersyukur sekali sudah terbentuk PMKK Alumni jadi sampai kapan pun kita tetap bisa terhubung dan tetap menjadi sebuah keluarga besar di dalam Tuhan.
“Wah luar biasa kak begitu berharganya PMKK di hati kita semua. Lalu mungkin ada sesuatu yang ingin kakak bagikan ke kita-kita?”
Iya betul sekali makanya benar-benar bersyukur ketika kita boleh menjadi bagian di dalamnya. Apalagi itu Tuhan yang memilih kita bukan kita yang memilih Dia. Wah apa ya? Intinya kita harus sadar bahwa Tuhan Yesus sendiri adalah sumber kehidupan kita, nafas hidup kita, kerinduan hati kita, dan penggerak hidup kita. Mengapa? “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5). FirmanNya sendiri berkata karena bila kita di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Jika kita menyadari akan hal ini maka kita mengerti bahwa kita harus tinggal di dalam Dia. Tidak hanya berdekatan atau bersinggungan saja tetapi “tinggal di dalam” kalau saya artikan seperti kita mengijinkan Dia mengambil alih dan bergerak di dalam hidup kita serta melalui kita. Ketika kita di dalam Dia maka hidup kita seperti sebuah kabel listrik yang terus tertancap pada sumber listriknya atau seperti tempelan fosfor yang selalu butuh cahaya yang akan diserap dan hasilnya ketika lampu di matikan maka fosfor tersebut bisa menerangi ruangan yang gelap. Jika kita ini sadar akan hal itu maka kita juga pasti akan terus menjadikan Dia sebagai prioritas yang utama dalam hidup kita, dalam 24 jam yang Dia beri untuk kita jalani, bahkan pasti kita akan selalu berjuang menyediakan waktu buat Dia mau sesibuk apapun profesi kita mau sebanyak apapun kegiatan kita. Mengapa? Karena kita sadar bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan kita lebih dari segala-galanya. Makanya sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak bisa berdoa, saat teduh, menyembah, atau bertemu dengan Tuhan jika kita benar-benar sadar bahwa Dia adalah sumber dari kehidupan kita.
“Wah terima kasih kak sungguh sharingnya memberkati. Lalu kira-kira pesan apa sih dari kakak untuk adik-adik PMKK?”
Buat adik-adikku semua, terus bersyukur ya ketika kalian semua dipilih Tuhan dan bisa menjadi bagian di dalam keluarga dan persekutuan PMKK dan hargailah itu karena itu adalah sebuah pemberian dari Tuhan yang sungguh luar biasa. Tetaplah ada di dalam persekutuan karena di dalam persekutuanlah yang dapat menjaga api dan semangat kita di dalam Tuhan. Semangat untuk terus belajar ya menjadi seorang dokter kristen yang berbeda. Bukan kita yang memilih Tuhan tetapi Dia yang memilih kita dan Dia yang memberikan kita profesi ini untuk menjadi perpanjangan tanganNya. Jadi hal itu terus kita tanamkan dari sejak kita masuk di S1, coass, sampai nantinya menjadi seorang dokter sehingga kita akan menjadi mahasiswa, coass, dan dokter kristen yang berbeda. Ketika kita sadar bahwa profesi kita bukanlah milik kita tetapi milik Tuhan maka seharusnya kita akan melakukan yang terbaik untuk menyenangkan hatiNya. Tidak hanya waktu nanti sudah menjadi dokter saja tapi dari sejak kita masih kuliah kita sudah belajar memberikan yang terbaik yang kita bisa untuk Dia. Roma 11:36 yang berkata, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” Selain itu adik-adik, tetaplah semangat melayani Tuhan, dalam hal apapun, lewat hidup kita pun kita bisa melayani Tuhan. Dia mencari anak-anakNya yang mau yang akan Dia mampukan. Terakhir cintailah proses. Mengapa? Lewat proses inilah kita akan dimurnikan. Hidup kita bagaikan bejana yang dibentukNya supaya kita makin serupa dengan Tuhan Yesus sendiri. Memang setiap proses tidak enak namun ketika kita memilih untuk menjalaninya bersama Tuhan, suatu saat kita akan sangat bersyukur ketika kita boleh di proses. Hidup ini memang sebuah pilihan dan ingat selalu pilih apa yang menyenangkan hati Tuhan.
“Kalau pesan-pesan untuk rekan-rekan Alumni?”
Iya untuk rekan-rekan Alumni yang saya kasihi, tetaplah takut akan Tuhan dan terus mengerjakan setiap profesi dan pekerjaan yang telah Dia beri dengan tekun dan setia. Hidup kita ini sungguh sebagai sebuah surat terbukanya Tuhan bagi setiap pasien dan orang-orang yang boleh kita temui sehingga ketika mereka melihat hidup kita ini mereka akan melihat kasih Tuhan, kebaikan Tuhan, dan perbuatan dari Tuhan. “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9).
Semangat untuk kita semua dan Tuhan memberkati.