Persekutuan Doa Koas

Shalom PMKK koas UNDIP dan PMKK alumni UNDIP,

Setelah lepas dari bangku perkuliahan, para calon dokter akan dibina memasuki dunia klinik, menjadi seorang koas. Memasuki dunia kerja profesional yang sama sekali berbeda memiliki tantangan yang sangat besar: waktu tidur berkurang, harus menghadapi dokter konsulen yang killer, tidak ada waktu untuk pelayanan, integritas kita diuji, sampai HPDT berantakan. Pada masa inilah, katanya, sifat asli seseorang akan terlihat. Pertanyaannya adalah apakah dalam masa ini kualitas kita sebagai seorang koas Kristen terlihat atau malah kita menjadi sama seperti koas-koas lainnya, menjadi garam yang tidak lagi asin dan menjadi terang ditempat yang terang. Oleh karena itulah, pada PD koas 10 Desember 2016 kemarin diangkat tema “Komunitas Pasca Kuliah”. Sharing disampaikan oleh dr. Novrika yang saat ini sedang mengeyam pendidikan profesi spesialis mata di RSUP dr, Kariadi/FK UNDIP.

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepada-Mu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman “ Matius 28:18-20

Ayat di atas tentu tidak asing lagi bagi setiap orang Kristen. Inilah panggilan hidup kita yang utama dan sejati, menyatakan Allah dalam hidup kita agar semakin banyak orang yang percaya pada-Nya. Dalam dunia saat ini yang semakin individualis dan egois, perbuatan benar sekecil apa pun merupakan tindakan nyata ketaatan kita pada perintah Tuhan tersebut. Ayat ini juga yang menjadi jangkar saat kita menjalani dunia per-koas-an: bukan sekedar fokus pada kesulitan duniawi, tetapi pada tantangan rohani untuk menggenapi rencana-Nya.

Lalu bagaimana caranya agar dapat memenuhi panggilan-Nya di dunia klinik? Dr. Novrika memberikan beberapa kunci penting: Roma 11:36 dan Ibrani 10:25.

Roma 11 : 36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia : Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!“

Dengan merenungkan Roma 11:36, kita diingatkan kembali bahwa hidup orang percaya dari yang paling kecil sampai yang paling besar, semua terjadi seizin Tuhan dalam rancangan Tuhan untuk kemuliaan Tuhan, termasuk masa-masa koas. Seberat apa pun kesulitan dan situasi yang dihadapi, kita akan bisa menghadapinya karena kita tahu bahwa Ia selalu bekerja untuk mendatangkan kebaikan. Oleh karena itu, hubungan pribadi dengan Tuhan (HPDT) mutlak untuk dijaga setiap harinya. Tanpa mengenal pribadi-Nya kita tidak akan mampu percaya dan berserah sepenuhnya.

Ibrani 10:25 “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,  seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat

Mengapa kita harus bersekutu? Apakah menjaga HPDT saja belum cukup? Jawabannya terdapat dalam Roma 12:5 (satu tubuh di dalam Kristus), Efesus 2:19 (menjadi kawan sewarga orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah), dan Amsal 27:17 (orang menajamkan sesamanya). Hal lain yang penting adalah bahwa dalam persekutuan yang menjadi fokus kita bukanlah acaranya, melainkan relasi yang ingin dibangun (teaching, supporting, encouraging, rebuking, praying, sharing, and serving). Persekutuan yang dilakukan dapat berupa KTB koas dan persekutuan medis rutin. Seperti tali tambang yang jauh lebih kuat dibanding seuntai benang, begitu pula kita akan semakin kuat berada dalam komunitas benar yang dapat saling mendukung (Pengkhotbah 4:9-12)

Pada akhirnya, selalu hanya janji Tuhan yang dapat kita pegang yaitu Yesaya 41:10 “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

Tuhan memberkati

Valensa Yosephi