Oleh dr. Ratna Indriana Donggori dan dr. Estica Tiurmauli Sihombing
Syaloom, perkenalkan kami dr. Ratna Indriana dan dr. Estica Tiurmauli Sihombing, alumni FK UNDIP 2008, dan kami terpanggil untuk mengikuti MMC X yang diadakan oleh PMdN. Minggu pertama kami, kami habiskan di OMF, Cempaka Putih, Jakarta. Kami tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa Medical Mission Course yang diadakan oleh PMdN dan bekerja sama dengan RSU Bethesda Serukam adalah “real mission” and “this is a real mission trip”. Awalnya kami mengikuti MMC dengan niat dan motivasi untuk bagaimana menjadi dokter yang berkenan di hati Allah. Namun minggu pertama di OMF membuat kami tercengang dan shock, ternyata ini bukan sekedar “belajar mengetahui”. Lebih dari itu, ini “Belajar melakukan kehendak Allah”. “Calling” yang sering kali kami dengar saat PJS dari pendeta ataupun kakak-kakak senior ternyata bukan sekedar “calling” yang semu atau kamuflase. “calling” yang dimaksud adalah benar-benar dari ALLAH dan itu cukup membuat kami shock apakah benar kami bisa sungguh-sungguh mendengar “calling” yang dimaksud. Hari demi hari yang kami lalui di OMF membuat kami banyak belajar dan kami cukup banyak tahu bahwa kami tidak tahu apa-apa tentang Alkitab yang selama ini kami baca dan Allah serta pekerjaanNya yang selama ini kami sembah. Setiap pelajaran yang setiap hari kami dapat di OMF benar-benar menjadi bekal sebelum kami ke Serukam. Sampai akhirnya di hari terakhir kami di Jakarta, sempat terbersit dalam hati “Benarkah besok kami akan menginjakkan kaki ke Kalimantan untuk pertama kalinya? Benarkah kami benar-benar dapat menemukan “calling” yang dimaksud? Siapkah kami untuk bermisi?” Buat kami, hal ini bukan hal yang sederhana, biasa atau mudah. Ini adalah tanggung jawab yang sangat besar. Kami merasa tidak cukup layak dan tidak cukup mampu untuk menjalani ini, hal ini terlalu besar dan luar biasa buat kami. Kami bukan orang yang selalu mendoakan secara khusus untuk bermisi, kami bukan orang yang memiliki segudang pengalaman pelayanan yang luar biasa, dan kami bukan orang sempurna, tapi kami punya hati untuk mau dibentuk oleh Tuhan Yesus. Kami mau pergi meski kami tidak pernah ke Kalimantan sebelumnya dan kami tidak tahu apa yang akan terjadi disana. Kami cuma tahu, Tuhan Yesus pasti akan menyertai kami.
Akhirnya, Minggu pagi pesawat kami mendarat dan kami tiba di Pontianak. Untuk pertama kalinya kami menjejakkan kaki di tanah Kalimantan. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa kami akan pergi ke sini dan tinggal disini dalam waktu yang cukup lama. Di bandara kami dijemput oleh salah satu panitia lokal dan menyempatkan diri beribadah di gereja lokal setempat. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Serukam, sekitar 4 jam perjalanan jauhnya dari Pontianak. Kami terkagum-kagum melihat RSU Bethesda dan kompleks misi yang begitu luas. Rumah sakit ini benar-benar terletak di tengah-tengah pedalaman dan dikelilingi oleh hutan. Sesampainya kami di Serukam diadakan acara penyambutan yang meriah dan dihadiri oleh hampir seluruh dokter dokter dari Serukam. Disana kami disambut dengan begitu hangat, kami juga bertemu the living legend, dr. Wendell Geary atau biasa dipanggil Opa yang merupakan salah satu pendiri dari rumah sakit misi ini. Beliau sangat humble, hangat dan sangat mencintai Tuhan dan mencintai rumah sakit ini. Beliau banyak menceritakan kami mengenai pengalaman hidup dalam bermisi dan bagaimana dahulu rumah sakit ini dirintis melalui penyertaan Tuhan yang luar biasa.
Awalnya kami sempat kaget dengan perubahan jadwal yang ada dimana di Serukam jadwal yang ada sangat padat dan jadwal yang diadakan setiap minggunya selalu berubah dan berbeda beda. Akan tetapi kekuatiran dan ketakutan yang kami alami menjadi sirna begitu kami menjalani kehidupan selama di Serukam. Di sini banyak pelajaran hidup yang tak kami dapatkan ditempat lain dan banyak hal yang perlahan mengubah kami, mengubah hati kami dan membentuk kami untuk semakin bertumbuh. Di sini kami diajarkan untuk ikut berpartisipasi dan bertanggungjawab dengan kegiatan kami, kami bergiliran mendapat bagian untuk ditugaskan menjadi penanggung jawab (PIC) harian dan penanggung jawab mingguan, dimana PIC bertanggung jawab untuk kegiatan selama sehari penuh termasuk menjadi pembawa acara pada hari tersebut, tujuannya ialah agar kami belajar bertanggung jawab. Kami juga dilatih dalam hal kemandirian pekerjaan rumah sehari-hari di mana kami sendiri yang bergiliran memasak sarapan, kami harus mencuci baju sendiri, dan mengatur bahan kebutuhan harian. Selain itu kami juga diberi tanggung jawab untuk ikut serta mengelola ibadah kapel RS setiap hari Rabu dan Jumat seperti sebagai pengatur LCD, sound system, penyiar radio RS, dan sebagai usher. Sangat bersyukur atas kesempatan yang didapatkan tersebut dimana kami belajar bagaimana cara mengelola sebuat kapel dari tim PI RS serukam ini. Kegiatan sehari-hari yang kami lakukan antara lain kami mengikuti morning devotion pada pagi harinya dilanjutkan sesi dari pembicara yang hadir, bedside teaching, dan pada malam hari diadakan life sharing yang juga diikuti oleh dokter-dokter di Serukam. Setiap hari minggu kami melakukan pelayanan di desa binaan kami, yaitu Desa Sindu yang jaraknya sekitar 30 menit dari Serukam. Di sana kami melayani di Gereja Kalimantan Evangelis Getsemani, kami melayani sebagai guru sekolah minggu di sana dan mengikuti kebaktian umum serta berbaur dengan jemaat gereja tersebut. Warga jemaat begitu terbuka dan menyambut kami dengan ramah, anak-anak sekolah minggu pun begitu riang sangat menyenangkan mengajar dan berada di tengah-tengah mereka. Pada minggu pertama di Serukam, pembicara yang didatangkan berasal dari Pantai Baptis Church Malaysia yang terdiri dokter, pharmacist dan pemimpin grup. Mereka adalah orang yang sangat luar biasa dan bersyukur dapat bertemu dari mereka. Mereka membagikan ilmu yang mereka miliki di bidang kedokteran dan dengan sabarnya mereka membimbing dan menuntun kami untuk dapat memahami materi-materi kedokteran. Suasana kekeluargaan juga sangat terasa di antara kami, mereka sangat humoris dan kami dapat dengan mudahnya membaur dengan mereka karena keterbukaan mereka terhadap kami. Mereka adalah orang-orang yang sangat menginspirasi, mereka sukses dalam bidang pekerjaanya tapi mereka juga sangat taat dan mencintai Tuhan. Mereka membagikan berbagai pengalaman hidup mereka, bagaimana mereka mulai mengenal Tuhan dan bagaimana Tuhan mengubah hidup mereka. Di minggu pertama ini Tuhan kembali berbicara mengenai panggilan. Kami semakin diteguhkan untuk mencari dan taat pada panggilan yang Tuhan berikan kepada kami masing-masing. Panggilan yang Tuhan berikan kepada kita masing masing adalah hanya karena anugerahNya, sama sekali bukan karena kita layak dan merupakan suatu misteri kenapa Dia memilih kita untuk memenuhi panggilanNya. Pada minggu kedua, Tuhan berbicara mengenai bagaimana kami membangun hati dan mengasihi. Kami diajarkan bagaimana Tuhan menginginkan kita untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri kita sendiri, di sini kami mulai membangun kesehatian dengan anggota MMC yang lain, saling mengenal, saling membangun dan saling mengasihi satu sama lain. Kami juga mulai membangun hati kami untuk semakin dikuatkan dalam panggilan kami masing masing kelak. Demikianlah 3 minggu pertama kami mengikuti MMC X. Kedepannya kami yakin akan lebih banyak lagi pelajaran dan pengalaman berharga yang akan kami dapatkan. Salam sejahtera bagi kita semua.