Shalooom kakak-kakak dokter alumni PMKK dan adik-adik PMKK yang saya kasihi. Perkenalkan nama saya dr. Omega Mellyana Sp.A, dan ijinkan saya berbagi sedikit sharing dan cerita pengalaman hidup bersama Tuhan, yang semoga dapat menjadi berkat untuk kita semuanya. Saya masuk ke kedokteran dan PMKK pada tahun 1989 dan lulus tahun 1996. Kemudian setelah lulus dokter, saya ditempatkan selama 3 tahun di Jayapura, setelah itu saya mengambil spesialis anak di UNDIP juga dan lulus tahun 2004. Lalu setelah itu saya pergi ke Meulaboh, di Aceh, tempat di mana terjadi tsunami, dan kemudian saya kembali ke Semarang, diterima di Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan saya mendalami bagian Nefrologi Anak. Sampai saat ini, saya sungguh sangat terkesan dengan Persekutuan Mahasiswa Kristen Kedokteran (PMKK), karena di saat itu, saya sangat merasa dikuatkan di dalam setiap langkah mengikuti program pendidikan dokter yang memang menurut saya itu cukup berat. Memang sejak dari SMA, saya sudah ingin menjadi dokter, kemudian saya mendaftar di FK UNDIP, dan saya ingin berkuliah di sana. Tetapi ketika di awal saya menjalaninya, saya merasakan banyak tantangan yang harus dilewati, begitu berat perjuangannya, banyak hafalannya, dan sepertinya harus terus membuka buku yang tebal-tebal, tetapi saya sangat senang ketika bertemu dengan kakak-kakak di PMKK, saya merasa terus dibimbing, didampingi, dan kami pun belajar untuk berjuang bersama-sama lewat berdoa dan belajar firman Tuhan. PMKK sangat berarti buat saya karena disitulah saya menemukan yang namanya persaudaraan, persahabatan, keluarga, sehingga kita bisa sama-sama saling membantu, menguatkan, dan berdoa satu dengan yang lainnya dan nama Tuhan dipermuliakan. Dan di PMKK pun saya menemukan kekuatan Tuhan, sehingga itulah yang sebenarnya memberikan kita semangat dan memampukan kita untuk terus melangkah, dan terus melangkah sampai akhirnya nanti lulus menjadi seorang dokter kristen.
Kerinduan saya melayani di PMKK itu muncul awalnya karena pada waktu awal saya kuliah ada kakak-kakak PMKK yang mengajak saya, bahwa ada kegiatan persekutuan mahasiswa, dan disitulah timbul kerinduan di hati saya, memang saya juga sangat suka dengan kegiatan yang seperti itu, yaitu kita bersekutu, berkumpul, berdoa bersama, dan mengandalkan Tuhan di dalam hidup kita bersama, karena memang hanya itu ya satu-satunya yang menjadi kekuatan kita. Dan kita itu mendapatkan anugerah, masing-masing Tuhan beri talenta yang berbeda-beda, tetapi bagaimana talenta yang sudah Tuhan beri dapat berguna untuk kemuliaanNya dan sesama. Nah, waktu itu saya berharap, apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada saya itu dapat berguna. Untuk mengerti apa yang Tuhan berikan ke kita, saya rasa kita perlu berdoa, membaca alkitab, dan mencari kehendak Tuhan, yang Dia mau di dalam hidup kita itu bagaimana, sehingga setelah itu timbulah kerinduan di hati saya untuk melayani di PMKK. Dari situlah saya akan ada di lingkungan yang sesuai dengan iman saya dan saya tidak akan salah arah.
Kemudian untuk kerinduan saya saat menjadi ketua di PMKK. Ya memang awalnya karena tidak ada yang mau menjadi ketua. Hahahaha. Saya juga bingung waktu itu kenapa saya yang dipilih menjadi ketua, tetapi makin hari Tuhan memberikan kepada saya kerinduan di hati untuk melayani Dia lebih lagi. Awalnya saya merasa berat, karena saya berpikir Ketua itu harus menyusun semuanya, dan seperti merasa bekerja sendiri, tetapi saya tetap tekun melakukannya karena menurut saya siapa lagi kalau bukan kita yang mau memberikan diri kita untuk melayani Tuhan di PMKK. Akhirnya saya mau dan berusaha terus mengajak yang lain untuk bersekutu bersama-sama. Menurut saya ini adalah sebuah latihan dari Tuhan untuk menjadi pemimpin, dan akhirnya saya mau melayani sebagai Ketua PMKK. Artinya kita sebagai Ketua itu bukan yang paling top, paling baik, paling oke, tetapi disitulah kita sebenarnya melayani Dia dan menjadi perpanjangan tanganNya.
Jadi, menurut saya, yang pertama kita sebagai anak-anak Tuhan itu harus mengandalkan Tuhan di dalam hidup kita apalagi sebagai seorang dokter, di mana profesi kita ini akan berhadapan dengan manusia dan bukan barang mati. Kita perlu mendapatkan petunjukNya setiap hari. Misal saja ada sebuah penyakit, dan memang kita tahu secara teori penyakitnya seperti ini, tetapi sebenarnya siapa yang menyembuhkan? Ya itu hanya Tuhan. Jadi, itulah yang saya alami selama ini, sewaktu saya bekerja menjalankan profesi saya sebagai seorang dokter, bahwa ilmu-ilmu yang memang diciptakan oleh manusia, yang kita pelajari sampai bertahun-tahun itu kalau tidak ada ijin dari Tuhan, kita pun tidak dapat berbuat apa-apa sehingga dari situlah saya merasa bahwa Tuhanlah yang paling utama di dalam hidup kita. Jadi untuk memulai segala pekerjaan atau adik-adik PMKK untuk memulai kuliahnya, kita harus memulainya dengan pertolongan dari Tuhan saja. Jadi, kita harus bangun lebih pagi, berdoa, meminta petunjukNya untuk memulai setiap hari, dan biar ada di dalam penyertaan Tuhan. Setiap orang yang sakit itu, walaupun misal sakitnya sama, mungkin ada yang berbeda satu dengan yang lain, di situlah kita perlu hikmat dari Tuhan, sehingga kita mengerti apa yang masih diperlukan oleh pasien kita ini. Kalau kita hanya mengandalkan ilmu dan buku yang kita pelajari, hanya berdasar teori kalau sakit ini ya berarti seperti ini, menurut saya itu bukan pendekatan yang baik, karena kita adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan dengan segala talenta dan keunikan yang Tuhan beri. Seharusnya kita menjadi anak-anakNya yang terus bersandar kepadaNya. Dan kita perlu melakukan kegiatan dan profesi kita hanya berdasarkan petunjukNya saja. Nah dari situ bagaimana ya kita bisa mengatur waktu kita untuk bekerja, belajar, pelayanan, tetapi kita harus punya waktu untuk Tuhan. Kita sama-sama punya waktu 24 jam, nah untuk itu kita pun perlu meminta hikmat dari Tuhan sehingga kita mengerti mana yang harus kita lakukan terlebih dahulu, mana yang menjadi prioritas utama kita. Menurut saya, kita sebagai seorang dokter, tidak boleh melupakan bahwa hidup kita untuk melayani Dia, sekecil apa pun itu, itulah kepercayaan yang Tuhan beri ke kita, mungkin awalnya kita tidak suka, tetapi kerjakan saja dengan setia. Seperti saya awal masuk di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, saya di tempatkan di bagian Nefrologi, menurut saya itu bagian yang ilmunya susah. Pada saat awal itu tidak menarik, mungkin saya lebih suka Pulmonologi atau Infeksi yang cepat sembuh dan selesai. Awalnya saya ngga suka dan mempelajarinya itu berat, tetapi setelah saya renungkan, ya memang Tuhan yang menempatkan saya di sini. Lakukan segala sesuatunya itu atas dasar kita mencintai Tuhan, Tuhan yang akan beri kita kemampuan, dan lama-lama akhirnya saya bisa menyukai dan mencintai bagian ini. Dan saya akhirnya di sini mengalami sesuatu yang baru bersama Tuhan. Dan pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan itu dimulai ketika saya mengandalkan Tuhan di dalam hidup saya.
Saya sadar memang banyak tantangan-tantangan yang kita hadapi sebagai seorang dokter kristen. Menurut saya, menjadi dokter Kristen itu berat ya, kita itu harus baik 100% karena kita pengikut Kristus, dan kita minoritas. Tidak semuanya mengenal Kristus dan tidak semuanya mencintai Kristus. Jadi, walaupun kita hidup di negara Pancasila, tetapi ada beberapa yang masih melihat kita yang punya iman kristiani itu mungkin bagi orang lain menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Jadi mungkin kita tidak akan mendapat tempat yang sama di hati mereka. Mungkin itulah tantangan bagi kita. Tapi saya tetap menyerahkan segalanya itu kepada Tuhan. Saya percaya, menjadi Kristen itu bukan pilihan saya, tetapi kita dipilih terlebih dahulu oleh Tuhan. Saya yakin kita telah dipilih Tuhan untuk menjadi Kristen. Tetapi memang tantangannya sebagai dokter Kristen, yaitu kita ada di tengah orang-orang yang tidak seiman dengan kita, bagaimana kita harus memberi contoh hidup benar yang sesuai dengan kebenaran Kristus. Banyak godaan, tetapi kita harus tetap berpegang pada Tuhan, tidak perlu kita kecil hati, karena Tuhan kita mampu membalikkan apa yang tidak benar, apa yang membuat kita dipojokkan, menjadi sesuatu jalan yang terbuka buat kita. Tidak perlu takut, kita hanya perlu berjalan bersama Tuhan.
Saya punya ayat favorit yang diambil dari Amsal 3 : 5 yang berbunyi demikian, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” Kitab Amsal ini adalah kitab yang saya suka, karena di situlah Tuhan memberikan kita nasihat, baik bagi orang muda maupun orang tua. Buat sodara-sodara, kakak-kakak, dan adik-adik saya di PMKK, tetaplah percaya kepada Tuhan, sungguh dengan pengertian dan kekuatan kita sendiri kita tidak akan mampu mencapai sampai garis akhir, tetapi apabila kita bersandar penuh kepada Tuhan, Dialah yang akan memampukan kita terus berjalan sampai akhir. Kemenangan tidak terletak di akhir lintasan. Pada waktu kita terpuruk, dan melihat teman-teman kita sudah bisa melewati semua, lalu kita tertinggal, janganlah merasa kita terus kalah. Ingat, kemenangan itu tidak terletak di akhir lintasan. Dan setelah akhir lintasan pun sebenarnya kita baru memulai lagi sesuatu hal yang baru. Jadi, bagi yang belum selesai menjadi dokter, dan mungkin teman-temanmu sudah, tetap ingat bahwa kalian akan menjadi pemenang. Tuhan menginginkan kita tidak berhenti sampai di situ saja, tetapi Dia ingin terus melatih kita untuk tetap sabar dan semangat sampai kita bisa melewati lintasan itu. Dan setelah di akhir lintasan, itulah juga menjadi awal untuk perjuangan yang berikutnya. Kita lebih dari pemenang. Tetap semangat dan Tuhan Yesus selalu beserta kita.