Pada minggu ketujuh tersebut, kami mengikuti retreat di Pasir Panjang bersama para dokter umum, konsulen, mahasiswa akper, perawat dan PKMD. Dengan persiapan yang cukup singkat, kami diikutsertakan dalam kepanitian lokal retreat. Sebenarnya cukup mendesak dan membuat kami sedikit repot tapi saat-saat itulah yang berharga dan semakin menyatukan kami. Begitu padatnya aktivitas kami, dan berlanjut rapat retreat setelah pukul sembilan malam, namun hal itu sama sekali tidak mengurangi antusiasme kami. Kami semakin menyadari bahwa bekerja untuk Allah itu membawa sukacita sekalipun tubuh kami lelah dan terbatas.
Mengawali retreat kami, Kak Tadius membawakan materi pause and pondering. Ada hal yang menggelikan saat sesi tersebut, salah satu teman kami yang paginya terlambat bangun, tertidur sepanjang sesi meski beberapa dari kami sudah berusaha membangunkannya. Sampai akhirnya kak Tadius mengakhiri sesi dan meminta kita mengambil saat pause and pondering, baru akhirnya dia terbangun dan melihat hal itu, kami tertawa terbahak-bahak. Menggelikan sekaligus membuat persahabatan di antara kami semakin terasa. Jam yang seharusnya kami gunakan untuk pause and pondering, kami gunakan untuk tidur sebelum retreat mulai. Kami tidur dengan menjejerkan bantal di lantai yang dialasi tikar di depan pintu rumah retreat, dan tidur bagaikan ikan pindang. Kami sangat menikmatinya, ditambah lagi angin laut yang bertiup sepoi-sepoi membuat kami rasanya tak ingin bangun sore itu.
Akhirnya retreat Rumah Sakit Umum Bethesda dimulai dengan pembicara dr. Giles yang merupakan dokter spesialis emergensi dari Cambridge Inggris dan membawakan eksposisi dari Efesus. Kami dibukakan mulai dari Efesus 1-6 dan di setiap pasal dinyatakan bahwa Allah begitu mengasihi dunia, dan Dia membuat manusia bukan hanya berdamai dengan Allah tapi juga dengan sesamanya. Eksposisi diakhiri di pasal yang keenam, dengan 4 hal yang selalu harus diingat yaitu jadilah kuat, berdiri teguh, gunakan senjata Allah dan berdoa dalam Roh dan berdoa untuk orang-orang yang memberitakan Injil. Tidak hanya dr. Giles, beberapa pembicara lain juga mengisi retreat untuk panel diskusi dan kapita selekta seperti Kak Ria Pasaribu dari Jakarta, dr.Lydia dan Kak Tadius dari Jakarta, serta Bu Beacky dan dr. Paul yang merupakan dokter misionaris dari Amerika. Mereka memberikan materi mengenai pelayanan dalam bidang profesi masing-masing, baik dokter maupun perawat. Kami diajarkan bagaimana bekerja sama dalam tim untuk sama-sama melayani dalam profesi kami karena pelayanan kesehatan tidaklah terpisah, pelayanan kami di rumah sakit itu menjadi satu. Seusai dari retreat, kami sebagai tim MMC X merasa semakin akrab dengan kakak-kakak dokter umum, perawat dan konsulen yang ada di rumah sakit dan bagi kami retreat adalah salah satu tempat di mana kami me-refresh kembali pelayanan kami.
…bersambung