Hanya ungkapan syukur dan puji Tuhan atas semua yang Tuhan Yesus sangat ijinkan untuk ku alami dalam hidupku. Nana, biasa aku dipanggil oleh teman-temanku. Aku lulusan FK Undip 2008 yang Tuhan Yesus ijinkan untuk menjalankan program internsip selama satu tahun di kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Sebuah kabupaten yang bahkan namanya terdengar di telingaku pun tidak sebelumnya. Tapi yang saat ini akan menjadi kabupaten yang akan selalu ku ingat seumur hidupku. Sebenarnya bukan keinginanku untuk berada disini, tapi yang ku tahu itu pasti keinginanNYA yang sudah merancangkan semua hal yang terbaik dalam hidupku.
Mengawali pelayananku di kabupaten ini bukanlah satu hal yang mudah bagiku. Diawal kehadiranku ditempat ini pun bukan hal yang mudah untuk menyesuaikan diri, terutama dengan cuaca disini yang sangat panas dan segala keterbatasan yang ada, ini begitu memuakan pikirku awalnya. Aku sempat protes pada Tuhan pada setiap doaku, kenapa aku harus ditempat ini? Apa yang harus aku kerjakan disini? Kenapa tidak ditempat lain saja? Aku tahu, pemikiran itu begitu dangkal pada saat itu tapi itulah yang kurasakan.
Minggu pertama kehadiranku di Malinau cukup mengubahkan dan memberiku pengharapan yang baru, pada saat itu di ibadah minggu pagi dr.Jack (begitu panggilan akrabnya) membawakan firman Tuhan tentang misi Allah bagi dunia ini dan khotbah beliau membawakan pengharapan bagiku secara pribadi karena pada saat itu aku baru saja pulang dari pelatihan misi di Serukam, Kalimantan Barat. Aku merasa Tuhan menaruhkanku benar-benar ditempat yang tepat dengan seseorang yang juga punya hati Misi. Namun tiga minggu pertama terasa melelahkan bagiku karena aku tidak kunjung menemui apa yang harus aku kerjakan untuk kabupaten ini, Malinau. Sehingga pada suatu saat, masih teringat dengan jelas waktu itu hari jumat malam dan aku merasa begitu melelahkan hidup di Malinau yang serba tidak ada ini dan itu, jadi aku bersedih dan berdoa sekaligus agak kesal pada Tuhan, kenapa aku harus ditempatkan di Malinau? Setelah itu aku membaca buku tentang kisah misionaris yang bergabung dalam pelayanan di OMF dan kalimat demi kalimat dalam bagian buku yang ku baca malam itu sangat menamparku. Jadi ku putuskan untuk keesokan harinya membuat janji dengan gembala gereja kami dan sharring kebutuhan pelayanan di gereja dimana aku bergereja saat ini. Puji Tuhan, pak gembala dengan hangat menyambut baik niatku untuk bergabung dalam pelayanan yang ada di gereja serta mengemukakan kebutuhan pada saat itu.
Banyak hal yang Tuhan bukakan semenjak aku bergabung dalam pelayanan gereja disini, menjadi guru sekolah minggu, penyiar radio, pelayanan dan pembicara dalam ibadah pemuda, ibadah keluarga dan doa pemulihan, singer, worship leader di ibadah minggu dan pelayanan di multimedia ku jalankan satu demi satu dan semua hal tersebut merupakan hal yang baru bagiku. Aku juga bersama salah seorang dokter PTT disini sempat melayani pasien-pasien di bangsal dengan mendoakan dan sharring firman Tuhan pada mereka dan keluarganya, memastikan jaminan keselamatan mereka serta berdoa untuk pasien yang terbelenggu dalam kuasa kegelapan. Saat ini aku sedang mendoakan untuk mengadakan mini mission trip di salah satu desa yang cukup lumayan jauh dari Malinau, tanpa listrik dan signal hape dan pada desa tersebut tidak ada pertumbuhan gereja. Gereja mereka seperti sedang tidur, hanya ibadah di minggu pagi tanpa ibadah kategorial lainnya, tanpa sekolah minggu dan banyak dari mereka yang tidak beribadah ke gereja karena tidak memiliki Alkitab. Sedih rasanya mengetahui kenyataan tersebut dan aku sangat mengucap syukur karena Tuhan Yesus memilih dan menetapkan hatiku untuk taat ketika DIA menyuruhku untuk pergi dan visitasi ke gereja tersebut. Mohon dukung dalam doa untuk pelayanan yang tinggal satu bulan di Malinau supaya kehadiranku menjadi berkat bagi diriku sendiri dan setiap orang yang ku temui disini.
Semua yang ku alami di Malinau membuatku sangat bersyukur karena Tuhan Yesus menempatkanku disini, di tempat yang tepat menurutNYA dan ya, memang sangat tepat untukku. Tak ada hal yang bisa ku katakan selain ucapan syukur dan terima kasih yang tak bisa aku hentikan untuk tidak berkata demikian untukku dan Malinauku. Banyak teman-teman gereja dan jemaat termasuk bapak dan ibu gembala yang mendoakan agar aku tetap tinggal di Malinau dan melayani bersama mereka disini namun hanya senyuman lebar yang bisa ku berikan dan dalam hati menjawab “kalau Tuhan yang mau, aku tidak punya hak untuk tidak taat”. Terima kasih Tuhan Yesus untuk semua yang KAU berikan untukku dan Malinau-ku. God bless you J