Sharing Internsip Alumni : The Grace Of God

Syalom kakak2, adik2 PMKK. Perkenalkan, saya Naomi Ditya Sari, alumni PMKK angkatan 2008. Saya baru saja mengambil sumpah Dokter bulan Oktober 2014. Dan di tahun 2016 ini, tepatnya bulan Februari dengan anugrahNya saya berhasil melewati masa internsip selama satu tahun. Supaya lebih enak, saya akan jelaskan sedikit tentang program Internsip. Internsip adalah program wajib dari pemerintah bagi semua lulusan dokter umum di seluruh Indonesia, diharapkan melalui program ini seluruh dokter akan lebih terampil lagi dalam menangani kasus-kasus baik yang ada di RS maupun di PKM. Dan puji Tuhan di angkatan saya diberlakukan internsip. Semua yang terjadi tidak ada yang buruk, tidak ada yang kebetulan, karena semuanya sudah Tuhan atur, termasuk internsip yang saya alami ini. Memang banyak sekali kontra dari Program Internsip Dokter Indonesia ini, namun saya ambil sisi positifnya saja. Karena jika terus menerus mengambil kontranya, pasti Internsip akan terasa berat dijalani. Justru lewat Internsip ini, Tuhan bukakan banyak hal bagi saya. Dan saya sungguh bersyukur.

Sistem Internsip tahun 2015 sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena mulai tahun 2015, pemilihan wahana dilakukan secara online. Itu berarti, kami para dokter seluruh Indonesia akan berlomba-lomba untuk mendapatkan wahana yang kami inginkan. Sungguh menegangkan dalam pemilihan online ini, karena jika jaringan internet tidak mendukung, maka dalam waktu beberapa detik saja wahana yang kami incar sudah habis. Bahkan saat itu, wahana di pulau Jawa habis dalam waktu beberapa menit saja.

Sebelum pemilihan saya sudah berdoa dengan saudara KTB saya Inneke. Kami berencana untuk memilih wahana yang sama yaitu di Gunung Jati Cirebon. Kami juga sudah membawa dalam doa untuk pemilihan online. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Entah bagaimana, di saat pemilihan, jaringan milik Inneke lambat sekali, bahkan Inneke tidak dapat memilih wahana. Sedangkan jaringan milik saya sangat lancar. Akhirnya yang berhasil memilih wahana hanya saya saja. Namun bukan di Gunung Jati kota Cirebon, melainkan saya mendapat wahana di Waled, kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Jujur saat itu saya merasa sedih, karena yang berhasil melakukan pemilihan hanya saya saja. Dan otomatis saya akan melakukan internsip di Waled sendirian dengan orang-orang yang baru, lingkungan dan suasana yang serba baru, bahkan bahasa pun juga berbeda. Saya harus banyak beradaptasi selama menjalani internsip ini. Dan dalam benak saya, semuanya terasa berat. Namun puji Tuhan sekali saudara-saudara. Selama saya menjalani internsip Tuhan menolong saya lewat orang-orang di sekitar. Walaupun memang bukan Inneke yang menemani saya, namun ada satu teman dari UNDIP (di antara 21 dokter Internsip Waled) yang Tuhan sediakan bagi saya. Bahkan Tuhan berikan saudara-saudara yang baru bagi saya, meskipun kami berbeda agama, tapi saya sungguh bersyukur untuk persaudaraan yang ada, untuk toleransi beragama yang ada. Selama internsip pun, Tuhan permudah saya dalam menyelesaikan semua tugas yang ada, diberi dokter pendamping yang baik pula. Semuanya terasa menyenangkan dalam Tuhan. Saya jalani internsip selama setahun ini tanpa beban.

Dari pengalaman ini saya belajar bahwa yang terbaik dari Tuhan belum tentu sesuai dengan keinginan kita. Walaupun pemberian dari Tuhan tampaknya tidak enak dilihat, tetapi jika sudah dirasakan, rasanya manis luar biasa saudara. Semuanya indah di dalam Tuhan, tidak ada yang buruk. Tuhan memberkati. Untitled Untitled2 Untitled3

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s