Shallom. Saya Inneke Elysia Lavender, PMKK UNDIP angkatan 2008 lulus tahun 2014. Setelah lulus menjadi dokter Oktober 2014 lalu, mengikuti aturan yang ada saya wajib menjalani program internsip. Berharap ingin segera “bebas” saya mencoba mendaftar program tersebut secepatnya. Bulan November 2014 terlewati tanpa bisa mendaftar karena syarat-syarat berupa STR, Sertifikat Kompetensi belum keluar. Bulan Februari 2015, saya bersama saudara KTB saya, Naomi Ditya Sari mencoba mendaftar. Saya sengaja pergi ke Pati, ke rumah Naomi agar bisa login bersamaan, berharap bisa dapat wahana yang sama. Tapi bukan itu rencana Tuhan, Naomi berhasil login 10 menit awal dan berhasil masuk wahana di kabupaten Cirebon. Sedangkan saya baru bisa login 20 menit kemudian, pilihan yang tersisa hanya luar jawa, tidak diijinkan orangtua, akhirnya saya harus menunggu 3 bulan lagi.
Mei 2015, pemilihan wahana dibuka lagi, kali ini ada wahana Jawa Tengah. Bergumul berhari-hari, bingung harus memilih wahana di mana, Tuhan belum juga menjawab. Sebagai manusia, tentu saya mulai merancangkan tempat-tempat mana yang menjadi target saya. Tanya ke sana ke sini, mana wahana yang enak, yang santai, yang dekat dengan rumah, yang mudah transportasinya, yang banyak temannya. Akhirnya, pilihan saya tentukan. Pilihan pertama Pekalongan, kedua Wonosobo, yang ketiga saya sudah lupa. Hehe.. Tempat-tempat tersebut terkenal enak dan santai. Tapi saat itu saya masih tetap berdoa. Saya rindu untuk bisa tetap di Semarang, karena saya melayani di gereja saya dan rasanya berat kalau harus off setahun.
Saat itu Tuhan mulai taruh “Demak” di hati saya. Awalnya saya menolak karena ada berita bahwa internsip di Demak tidak enak, seperti koas, harus kerja rodi, tidak ada libur. Tapi semakin saya berdoa, suara Tuhan semakin jelas. Demak. Saya cuma bisa bilang, “Tuhan, aku ga mau.. Tapi kalau itu yang terbaik buat aku, paksakan rencanaMu yang jadi dalam hidupku.”
H-2 pemilihan wahana saya makin deg-degan. Merasa tidak siap jika harus masuk “kerja rodi”. Saat itu Tuhan berfirman lewat Yesaya 43:19. “Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya. Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.” Saya hanya bisa nangis saat membaca ayat itu. Ya, itu memang janji Tuhan yang luar biasa. Tapi secara tersurat, Tuhan pun bilang bahwa tempat yang saya tuju adalah padang gurun, padang belantara.
Akhirnya hari pemilihan wahana tiba, saya login mulai jam 8 pagi, tapi sampai jam 2 siang saya masih belum bisa login. Saya sudah mulai frustasi dan sampai nangis di bawah ranjang. Haha.. Akhirnya saya berhasil di-login-kan oleh Ericko dari Starbuck Paragon dan dipilihkan wahana Demak sesuai permintaan saya. Dan memang saat itu hanya tinggal 5 kota yang tersisa, salah satunya Demak.
Bahkan saat saya mengetik sharing saya ini, Tuhan membukakan, bahwa itu adalah salah satu cara Tuhan untuk memaksa saya masuk ke Demak. Mungkin jika saat itu saya berhasil login sendiri, dan masih banyak pilihan wahana yang lain, mungkin saya akan seperti Yunus, saya akan kabur. Haha..
Saat ini, adalah bulan ke-11 saya di Demak. Dan saya bersaksi, saya masih hidup bahagia penuh damai sejahtera dan sukacita walaupun saya ditempatkan di “padang gurun”. Saya benar-benar menikmati jalan lempeng di padang gurun dan sungai di padang belantara. Saya masih bisa pelayanan di gereja tiap minggu, saya masih bisa KTB dengan adik KTB saya, dan banyak hal masih bisa saya lakukan dengan bebas tanpa meninggalkan tanggung jawab saya di RSUD Demak. Banyak hal yang saya pelajari di Demak, pengalaman menangani pasien-pasien gawat, melakukan tindakan yang belum pernah saya lakukan selama koas, bahkan saya bisa persekutuan bersama di tengah aktivitas di RS Demak seperti zaman koas dulu.
Satu hal yang saya pelajari, rancangan Tuhan tidak ada yang salah dan janji Tuhan tidak ada yang gagal. Nikmati perjalanan dengan Tuhan, meski melewati padang gurun, lembah kelam, asal dengan Tuhan semua akan jadi indah, yang dibutuhkan hanya percaya dan taat. Mau?