Hidup dalam Kasih terhadap Sesama

Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Matius 22:39).

Ketika kita baca dalam ayat yang ke 39, dikatakan “hukum yang sama dengan itu” kata SAMA setara dengan mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Tuhan Yesus menghendaki kita semua untuk mengasihiNya dan bukti kita mengasihiNya adalah dengan mengasihi sesama kita. Mengasihi sesama kita manusia seperti mengasihi diri kita sendiri.

“Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.” (1 Yoh 2:9-11).

“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.”

(1 Yoh 4:7,11-12).

Hidup dalam kasih terhadap Tuhan dan sesama merupakan tanda kita ini seorang anak Tuhan. Mengapa Tuhan tidak menghendaki kita sebagai anak-anakNya tidak hidup dalam kepahitan maupun dendam?

Bila kita hidup dalam kepahitan atau dendam maka kesalahan kita pun tidak diampuni Bapa sebab ada tertulis, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Mat 6:14-15).

Kepahitan akan merusak karakter kita. Ingatlah Tuhan mencari penyembah-penyembah yang benar (The True Worshippers) dan bukan “The True Gossipers”. Sebagaimana ada tertulis, “agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibr 12:15b).

Lidah kita dapat menjadi sumber berkat atau kutuk tergantung siapa yang bertahta dalam hati kita. Tuhan menghendaki lidah kita untuk membangun sesama, menasehati, mewartakan Kabar Baik dan menjadi berkat, bukan sebaliknya. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

Apa yang Tuhan mau agar kita lakukan?

  1. Berkati mereka yang melukaimu, sebab ada tertulis, “Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!” (Roma 12:14).
  2. Tunjukkan kasihmu dalam tindakan, sebab ada tertulis, “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” Roma 12:17,21).
  3. Berdoa bagi mereka yang telah melukaimu, sebagaimana tertulis, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Mat 5:44).

Mari kita belajar untuk mengampuni dan mengasihi. Pakai lidah kita untuk menegur dengan kasih dan memberkati. Jika kita harus menasihati baiklah kita langsung menasihati orang lain dengan kasih karena kasih tak pernah tersembunyi. Tuhan memberkati 🙂

Fransiska Sutrisno
PMKK 2008

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s